Senin, 21 Desember 2009

EVEREST

SEORANG sherpa Nepal yang memegang rekor dunia karena telah 19 kali menaklukkan puncak Gunung Everest membeberkan baru-baru ini, naiknya suhu udara kini mencairkan salju dan mengubah lereng-lereng tersebut jadi gersang. Kondisi itu menurutnya jadi mempersulit orang untuk mendaki puncak tertinggi di dunia itu.

Apa Sherpa, yang kembali dari penaklukan puncak gunung Himalaya itu belum lama ini, mengatakan jejak salju di sepanjang rute ke puncak kini tinggal rentangan batu karang saja, karena perubahan iklim mendorong ke atas garis salju dan membuat gletser-gletser jadi susut. “Salju-salju yang biasa menutupi dinding gunung semakin meleleh,” katanya.

“Hal itu membuat pendakian gunung tersebut sulit karena berjalan di atas batu-batu karang terbuka dengan sepatu cengkeram jadi payah,” ujar Sherpa, 49, setelah ekspedisinya tersebut ketika dia membawa spanduk bertuliskan: “Stop Climate Change; Let the Himalayans Live!” (Hentikan Perubahan Iklim; Biarkan Warga Himalaya Hidup!). Apa Sherpa menaklukkan puncak Everest berketinggian 8.850 meter pada Kamis pekan lalu untuk menyorot berbagai konsekuensi dari perubahan iklim terhadap Himalaya.

Para aktivis lingkungan mengatakan naiknya suhu udara makin menyusutkan gleser-gleser Himalaya yang merupakan tempat asal sejumlah sungai di Asia, sehingga mengancam kehidupan jutaan orang yang menggantungkan diri pada air.

Terancam

Selain dampak perubahan iklim, lingkungan Everest juga terancam karena sampah yang dibuang oleh para pendaki, papar para penggiat. Sherpa itu yang pertama kali mendaki Everest pada 1990 itu mengatakan timnya juga memungut lebih lima ton sampah di gunung tadi. Sampah itu termasuk tenda-tenda tua, tali temali, plastik dan kaleng gas, bagian-bagian sebuah helikopter Italia yang terjatuh pada 1973 dan kotoran manusia.

Sherpa, yang saat ini menetap di AS, dilahirkan di kecamatan Solukhumbhu, Nepal timurlaut, letak Gunung Everest. “Kini hanya ada satu Sagarmatha yang merupakan warisan seluruh dunia,” ucap Sherpa itu mengacu pada nama Nepal untuk gunung tadi. “Kita mesti merawatnya dan menjaganya tetap bersih.”

Lebih 3.000 orang telah mendaki Mount Everest, yang dianggap suci oleh masyarakat sherpa Solukhumbhu, sejak Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay Sherpa pertama kali mendakinya pada tahun 1953.

Sherpa tadi layak dijuluki Super Sherpa karena rekor keberhasilannya menaklukkan Everest sebanyak 19 kali. Dia memecahkan rekor dunia yang telah dicetaknya tahun lalu. Dia mencapai puncak itu melalui rute Southeast Ridge yang ditemukan Sir Hillary asal Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay. Perlu dijelaskan, sherpa merupakan profesi warga kaki pegunungan Himalaya, Nepal. Tugas mereka adalah sebagai porter (pengangkat beban) bagi para pendaki Himalaya. (rm/gc-bh)

sumber: Harian Analisa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar